Rabu, 11 Juni 2008

Eka Handoko, SE : Pomeranian Anjing Elegan


Anjing jenis Pomeranian terlahir dengan tampilan kecil, rapi dan terkemas dalam ciri khas tertentu, lucu dan menggemaskan. Selain itu, anjing jenis ini memiliki kecerdasan luar biasa tatkala berekpresi disebuah pameran, serta mempunyai aktifitas dan tingkah laku yang baik serta elegan bak pragawati saat berlenggak lenggok di atas cat walk..
++++++++++++++++++

Seperti yang diungkapkan Eka Handoko, SE. selaku Pembiak anjing Pomeranian asal Surabaya, “Anjing Pomeranian adalah anjing yang elegan seperti layaknya pragawati,” ungkapnya kepada My-Pet dikediamannya.
Pada tahun 2000 Eka sapaan akrabnya membeli satu anjing jenis Pomeranian di salah satu Pet Shop, lalu dua tahun kemudian tepatnya tahun 2002 ia menjadi Pembiak sehingga namanya dikenal sebagai Pembiak trah Pomeranian Sukses.

RAJA CAESAR ?
Saat dikonfirmasi oleh My-Pet mengenai kendala sewaktu membiakkan, secara tegas ia tidak merasa ada kesulitan “Memang asumsi masyarakat membiakkan anjing Pomeranian itu sulit, akan tetapi menurut saya, asumsi masyarakat itu keliru,”tegasnya.
Masih menurut Eka, “Kita sebagai pembiak harus tahu jenis anjing yang dapat dibiakkan, seperti halnya anjing Pomeranian, anjing ini ada dua macam yaitu Pomeranian khusus untuk Show dan Pomeranian untuk Breeding.”
Sementara anjing Pomeranian untuk show itu bentuknya lebih kecil sesuai Standart Pameran yaitu bila kepala dinaikan akan mencapai ekor dan panjangnya tidak lebih dari 30 cm, tetapi kalau Pomeranian khusus Breeding bentuknya lebih panjang dari pada jenis Pomeranian untuk Show dan panjangnya bisa mencapai lebih dari 30 cm,” jelas bapak satu anak ini.
Jenis Pomeranian yang sulit untuk dibiakkan menurut suami dari Yenni Lifiani. SE. ini adalah jenis Pomeranian untuk show, pasalnya anjing itu memiliki tubuh yang kecil dan pinggulnya sudah barang tentu kecil, sehingga sering kali Pomeranian jenis ini sulit untuk melahirkan dan lebih banyak operasi caesarnya serta anaknya pun tidak banyak, mungkin hanya dua ekor.
Lain halnya dengan Pomeranian untuk Breeding yang bentuknya lebih panjang dari Pomeranian untuk show, “Kalau Pomeranian ini bisa dijamin dapat dibiakkan, dan selama saya menjadi Pembiak tidak pernah men-caesar anjing saya, terbukti anak yang dilahirkan anjing saya bisa mencapai empat ekor dengan kelahiran secara normal”.
Ketika dikonfirmasi mengenai pernyataan tentang “Pomeranian Raja Caesar”, Pria yang juga menggemari ikan hias ini berkomentar, “Kalau ada yang mengatakan anjing Pomeranian seperti itu, saya tidak sependapat, karena selama saya membiakkan anjing jenis pomeranian ini tidak pernah kesulitan terutama saat melahirkan, soalnya anjing saya tidak pernah menjalani operasi,” tandas Eka.

KAWIN SILANG
Lebih lanjut Eka mengatakan bila kita ingin membiakkan, lebih baik kita tanya terlebih dahulu kepada penjual waktu membeli induknya, karena itu sangat penting untuk kita ketahui dan harus memilih indukan dari jenis Pomeranian yang untuk breeding karena jenis ini tidak memiliki resiko operasi, tidak seperti Pomeranian untuk show yang memiliki resiko kematian lebih tinggi saat melahirkan.
Statemen Eka Handoko ini pasti membuat bingung para penghobi Pomeranian dan para pembiak, mungkin banyak bertanya apa bisa melahirkan anjing Pomeranian untuk show yang notabene induknya dari jenis Pomeranian Breeding ? Tentu bisa, “Kenapa tidak !“
“Kalau ingin melahirkan anjing Pomeranian untuk show dari indukan Pomeranian Breeding, ya...kita harus mengkawin silangkan antara anjing untuk show (Pejantan) dan anjing khusus breeding (Induk), dan nantinya anakan itu bisa lahir dengan jenis Show (Pomeranian untuk Show.red) dan jenis untuk breeding, yang jelas bila lahir 2 atau 4 ekor tidak pasti lahirnya satu jenis, nantinya ada 50 % yang terlahir sebagai Anjing Show dan 50%-nya terlahir sebagai Anjing Breeding ”terang pemilik Kennel Kayen Star.
Eka Handoko, SE. berpesan kepada penghobi maupun pembiak, terutama yang masih pemula agar berhati-hati untuk memilih Pomeranian yang sebenarnya, pasalnya saat ini banyak Pomeranian yang tidak Sesuai dengan Standart Trah Pomeranian dan pastikan untuk bertanya/mencari informasi tentang Silsilah anjing itu kepada penjualnya. Gus


Juniarto Wono : Pembiak Anjing Pomeranian





Hobi adalah salah satu faktor pendukung kesuksesan seseorang dalam berwirausaha seperti halnya Pembiak Anjing jenis Pomeranian asal kota Pahlawan Juniarto Wono yang menuai kesuksesan dalam hal
pembiakan Anjing



Bermula dari pemberian Anjing jenis Pomeranian oleh sang Kakak pada tahun 1994, pria yang biasa disapa Juniarto ini mulai tertarik dengan dunia Anjing, yang secara otomatis membawanya menjadi seorang penghobi Anjing Pomeranian. Menurut dia Anjing Pomeranian adalah jenis anjing yang lucu dan familiar terhadap siapapun, namun ia melihat anjing pom pemberian sang kakak tersebut kurang memenuhi standart (kurang bagus), maka Juniarto tertantang untuk mencari tahu sebab kenapa anjing ini kurang bagus, dengan talenta yang dimiliki serta kecintaanya terhadap anjing pomeranian ini maka dia memutuskan untuk membiakkan sendiri anjing yang mempunyai ciri khas pada warna bulu yang keemasan. Dari ide cemerlang itu, kini sosok bernama Yuniarto Wono dapat diperhitungkan didunia pecinta anjing ditanah air, pasalnya hasil dari pembiakannya banyak melahirkan anjing dengan kualitas yang baik sehingga anjing hasil biakkanya tidak sedikit yang diikutkan didalam pameran, serta sering kali memenangkan kontes diberbagai pameran anjing.
Dalam kesuksesan membiakkan anjing jenis pomeranian ini, pemilik kennel Queenaire Pomeranian (Juniarto.red) mengeluh kepada My-Pet tentang masalah yang dihadapi menyangkut biakkanya tersebut, tetapi kali ini bukan hasil biakan yang kurang bagus, namun karena setiap kali menangani kelahiran ia mendapati resiko kematian lebih besar dari pada selamat, dia sampai kini belum menemukan jawaban yang valid. “saya sendiri bingung kenapa tingkat resiko kematian lebih tinggi dari pada selamat? saya berharap ada dokter yang bisa menjelaskannya”.tutur bapak tiga orang anak ini sekali lagi kepada My-Pet dikediamannya.

Resiko kelahiran

Proses kelahiran pada anjing jenis pomeranian jauh lebih sulit menurut Juniarto, Ia lebih lanjut mengatakan lebih mudah memberi perawatan dari pada menangani proses kelahirannya, “Kalau merawat sangat mudah, bila dia sudah keluar dari perut induknya, kita tinggal memberikan susu, vaksin dan tentunya kita berikan tempat yang bersih, saya rasa cuma itu saja, yang terpenting adalah generisasi,” tegas alumni Untag Surabaya ini mengisahkan.
Berdasarkan pengalaman serta dukungan sepenuhnya dari keluarga, dia terus mengembangkan pembiakannya serta mencari dan menghasilkan anakan-anakan Pomeranian yang berkualitas sehingga bisa memenuhi keinginan konsumen ( penghobby ). Saat ini dirumahnya dia masih memiliki Induk dan Pejantan berkualitas, sehingga sampai sekarang Juniarto masih memiliki indukan dan pejantan lama.
Bagi para pemula pecinta Anjing berjenis Pomeranian yang perlu diperhatikan adalah harus bisa memberi perhatian khusus serta kasih sayang yang tulus kepada hewan peliharaan tersebut. Terlepas dari masalah tersebut diatas Juniarto memberi masukan kepada pemain anjing Pomeranian yang masih tahap pemula tidak perlu lagi khawatir karena perawatannya tidaklah sulit asal kita mau sungguh – sungguh dalam memeliharanya, “pesan juniarto”.(Gus)



Istri dan Ibu Ideal dalam Islam

Sejarah menginformasikan bahwa sebelum Al-Qur’an diturunkan, terdapat sekian banyak peradaban besar di dunia, seperti Yunani, Romawi, India dan China juga mengenal agama-agama seperti Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, Zoroaster, Kong Hu Chu, Sinto dan sebagainya.
Dikalangan elit masyarakat Yunani, wanita-wanita disekap di istana, sedangkan dikalangan bawah, wanita diperjual belikan dan bagi yang sudah berumah tangga sepenuhnya berada dibawah kekuasaan suaminya. Lalu pada peradapan Romawi, Wanita sepenuhnya berada dibawah kekuasaan ayahnya dan setelah menikah kekuasaan tersebut pindah ke tangan suaminya. Dalam artian penguasaan yang dimaksud adalah dia (si Penguasa) mempunyai kewenangan menjual, mengusir, menganiaya dan membunuh. Kemudian dalam ajaran Yahudi, martabat wanita sama dengan pembantu. Ayah berhak menjual anak perempuan kalau ia tidak punya saudara laki-laki. Selanjutnya dalam pendangan sebagian pemuka Nasrani, wanita adalah senjata iblis untuk menyesatkan manusia.
Kemudian Islam datang, mengangkat derajat wanita sejajar dengan pria dan menganggapnya sebagai partner suami dalam membina rumah tangga.
Akan tetapi pada abad XX terdapat gerakan feminisme sosial yang menganjurkan wanita kerja, karena wanita jadi inferior jika ia minta uang pada laki-laki. Bahkan ada gerakan yang lebih keras lagi, yaitu feminisme radikal yang menganjurkan wanita tidak usah nikah dengan pria karena kebutuhan sex-nya dapat dipenuhi sesama wanita.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang dirahmati Allah SWT.
Lalu bagaimana sebenarnya istri dan ibu ideal dalam Islam?
Berbicara mengenai istri dalam rumah tangga, biasanya ayat “arrijalu qowwamuna ‘ala ‘annisa” dijadikan salah satu rujukannya, karena dalam ayat tersebut dibicarakan tentang pembagian kerja antara suami istri. Dalam memahami ayat ini, menurut Dr. H.M. Quraish Shihab, MA., ada 2 hal yang perlu digaris bawahi dengan melandasi hak dan kewajiban suami istri yaitu :
1. terdapat perbedaan antar pria dan wanita, bukan hanya pada bentuk fisik tetapi juga pada psikis (jiwa). Bahkan menurut Dr.A.Carrel (salah satu dokter yang meraih 2 kali hadiah nobel) perbedaan tersebut berkaitan juga kelenjar-kelenjar dan darah masing-masing. Pembagian kerja, hak dan kewajiban yang ditetapkan agama terhadap kedua jenis itu, didasarkan pada perbedaan tersebut.
2. pola pembagian kerja yang ditetapkan agama tidak menjadikan salah satu pihak bebas, paling tidak dari segi kewajiban moral untuk membantu pihak lain dalam hal yang berkaitan dengan kewajiban masing-masing.

Itulah beberapa perbedaan antara Pria dan Wanita, Bapak-bapak dan ibu-ibu yang berbahagia

Dalam hal ini, Abu Thaur, berpendapat bahwa seorang istri hendaknya membantu suaminya dalam segala hal. Salah satu alasannya dalam mengurus rumah tangga , tetapi asma’ juga membantu suaminya, antara lain dalam memelihara kuda suaminya, menyabit rumput, menanam benih dikebun dan sebagainya.
Sebenarnya wanita pada masa Nabi Muhammad SAW, ingin mengambil semua peran yang dilakukan oleh kaum pria, tapi beliau mengigatkan bahwa peran wanita sebagai istri dan ibu tidak kalah nilainya dengan peran yang dilakukan kaum pria.
Dalam sebuah hadist diterangkan, ada seorang wanita yang menghadiri majelis lalu bertanya kepada Rosullah “Ya Rasulullah, saya datang kemari mewakili para wanita lain untuk menanyakan masalah jihad, mengapa hanya lelaki yang diperintahkan berjuang ke medan perang? Kalau mereka menang, kehormatan dan pahala mereka dapatkan. Kalau mereka gugur, dia langsung masuk surga. kami wanitanya ditugasi menjaga rumah dan membesarkan anak-anak. Apa yang kami peroleh? Nabi Besar Muhammad SAW dengan menyungging senyum berkata : sampaikanlah salamku kepada para wanita lain. Katakanlah, jika mereka taat mendampingi suami dan mendidik anak-anak, nilainya sama dengan jihad dimedan perang bagi kaum pria.
Sekarang ajaran Rosullah tersebut mulai bergema lagi diseluruh pelosok dunia. Emansipasi yang dulu dikemukakan secara kebablasan, karena menganjurkan wanita meniti karir diluar rumah bahkan ada yang sampai menolak nikah dengan pria, menemui batu sandungan yang dahsat tatkala merebaknya kenakalan remaja yang meraja lela. Penyebabnya antara lain, lantaran mereka tidak memperoleh cukup waktu untuk menerima kasih sayang orang tua, terutama dari ibu. Untuk dijaman saat ini dipelopri oleh Anni Kawasaki, wanita kediri yang bersuamikan pria Jepang, banyak kaum feminis yang mulai mengajak kembali para ibu untuk lebih lama berada dirumah bersama keluarga.
Karena pada hakekatnya, melakukan kewajiban dan peran sebagai istri dan ibu tidak kalah pentingnya dari tugas-tugas mulia yang lain. Bahkan dalam bebepa hal, kewajiban dan peran tersebut tidak dapat digantikan kaum lelaki. Sebab secara fitra, terdapat ciri khas pada wanita berupa biofisik dan anatomis yang menempatkannya lebih dominan sebagai mitra suami, ibu dan anak-anak.


Sebagai mitra suami, Nabi Muhammad SAW bersabda : “khirun nisa’imroatun in nadzarta ilaiha sarratka wa in amartaha ath’atka, wa in ghibta ‘anha hafidzatka fi malika wa nafsiha”. Artinya : sebaik-baiknya wanita ialah istri yang jika kamu pandang menyenangkan, jika kamu perintah selalu taat dan jika kamu pergi dari dari dijaganya hartamu dan kehormatannya.
Apabila ayah, lazim disebut sebagai kepala keluarga, maka menurut Abdurohman Arroisi, ibu adalah lebih dari itu, karena ia merupakan jiwa atau ruh-nya. Dengan segala kualitas keibuannya, wanita paling menentukan dalam menghitam putihkan suasana kehidupan keluarga. Wanita bertanggung jawab mengasuh, mendidik, dan mengarahkan anak, agar menjadi manusia yang saleh maupun sholehah. Ahmad Syauqi, seorang penyair Mesir, berucap : Ibu itu laksana sekolah, apabila ibu mendidik dengan baik berarti ibu telah mendidik suatu bangsa dengan baik.
Wanita seperti itulah, barangkali yang berhak menyimpan surga dibawah telapak kakinya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : aljannatu aqdamil ummahat.
Istri dan ibu ideal dalam Islam bukanlah wanita karir yang selalu berada di luar rumah sehingga melalaikan kewajiban dan perannya sebagai istri dan ibu bagi anaknya. Istri dan ibu ideal dalam Islam adalah wanita yang dapat menjadi mitra suami dalam rumah tangga dan dapat mendidik anaknya dengan baik.